Minggu, 28 April 2013

Meraih Kebahagiaan Hakiki


Meraih Kebahagiaan Hakiki
By. Muhammad Misdi Elyumna

Description: D:\BOS - Data Setting\BACKGROUND\5369545878_caffeeb824.jpgBahagia atau kebahagiaan merupakan kata yang penuh inspirasi dan memotivasi. Menjadi bahagia adalah impian semua orang. Tapi hampir tidak semua orang bisa mewujudkannya. Sebenarnya kebahagiaan itu bukan nanti atau ketika kita sudah punya ini dan itu. Bahagia itu adalah sekarang dan bukan nanti. Bahagia itu mudah dan tidak sesulit seperti yang dibayangkan. Males bekerja, misalnya, ini faktanya adalah kita sendiri yang mempersulit untuk meraih kebahagiaan itu sendiri. Berarti ada banyak faktor mental block yang harus ditembus oleh fikiran positif berani memutuskan yang ada pada diri kita. Lalu apa tanda-tanda dan bagaimana meraih kebahagiaan itu?
Dalam suatu hadits diterangkan Baginda Nabi Muhammad Saw menegaskan bahwa tanda-tanda kebahagiaan dan kecelakaan itu ada empat perkara, yaitu;
1.       Memiliki rumah yang luas,  dan sebaliknya; memiliki rumah yang sempit.
2.       Memiliki tetangga yang baik, dan sebaliknya; memiliki tetangga yang buruk.
3.       Memiliki rezeki yang luas, dan sebaliknya; memiliki rezeki yang sempit.
4.       Memiliki kendaraan yang bagus, dan sebaliknya; memiliki kendaraan yang buruk.

Secara fisik dhohirpun benar, bahwa ketika kita memiliki rumah yang luas akan terasa lega, nyaman dan nikmat jika disbanding dengan rumah yang sempit. Namun para ulama menafsirkan dan menegaskan yang dimaksud rumah ini adalah hati kita. Ketika kita berhati luas, berhati lapang, hati yang bersyukur, maka dunia akan terasa lebih luas, dunia memberi manfaat, dunia memberi inspirasi untuk kebaikan. Sesulit dan sejahat apapun dunia memperlakukan kita, jika dhati, akan tergantung juga pada keadaan hati dan bagaimana hati kita memandang dan menilainya.

Memiliki tetangga yang baik adalah dambaan semua manusia. Ketika kita ingin bertetangga dengan orang yang baik-baik, kadang gak dapat-dapat.  Ternyata tetangga yang jelek itu diri dan keluarga kita sendiri. Apalagi kalau kita memiliki tetangga yang buruk. Kita sudah adalah keluarga yang buruk ditambah dengan tetangga yang buruk lagi jadi tambah babak belur. Tetangga yang baik yang dimaksud oleh para ulama adalah anggota tubuh dan badan kita. Adalah misalnya mata selalu kita gunakan untuk yang boleh kita lihat dan yang bermanfaat. Tangan kita gunakan untuk membantu, menolong orang lain dan menulis artikel–artikel inspiratif. Kaki kita gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang baik dan menghindar dari tempat2 yang mudhorot. Lisan kita gunakan untuk berkata benar dan jujur dari pada berbohong. Jika ini semua yang dilakukan, maka kita akan menjadi tetangga yang baik dan mempunyai  tetangga yang lebih baik.
Memiliki rezeki yang luas adalah hajat semua manusia. Sehingga kenapa manusia harus kerja keras tiap hari. Pontang panting mengejar rezeki, terkadang rezeki malah lari dan tidak kunjung  datang. Padahal rezeki itu tidak mesti dimaknai dengan harta semata. Menurut para ulama akal yang cerdas, badan yang sehat, memiliki ilmu yang bermanfaat, keluarga yang penuh dengan harmonis, anak-anak yang patuh dan taat,  dan lain sebagainya ini justru yang akan mendatangkan rezeki besar. Contoh kecil saja, Jika keluarga broken home (berantakan) maka pasti rezeki akan menjauh. Bagaimana mungkin bisa bekerja dengan tenang, sementara setiap hari mengurusi percekcokan keluarga.
Memiliki kendaraan yang bagus seperti Mercedes Benz, BMW dan seterusnya sangat menyenangkan. Tentu akan mudah dan terasa nyaman untuk sampai ke tujuan saat bepergian. Berbeda dengan berkendaraan yang buruk, sebentar-bentar mogok, bentar-bentar macet dst-nya. Namun yang dimaksud para ulama ini adalah kendaraan rohani dan jasmani yang membawa anggota badan kita. Jika kita hanya sibuk mengurusi dan memenuhi kendaraan jasmani, dan tidak peduli dengan kendaraan rohani, maka suatu saat akan mengalami kerusakan mesin hebat. Karena inti kendaraan itu di mesin. Mesin kita adalah rohani dan jiwa kita. Yang aslinya suci harus dijaga kesuciannya dengan berusaha masuk menjadi zona kendaraan berbahan bakar halal, baik, bersih, dan kendaraan yang bisa membawa keberkahan serta memberi keberlimpahan. 
Wallahu a’alam bi shawab.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar