PUNCAK
UJIAN HIDUP (2)
By
Muhammad Misdi Elyumna
Selasa, 25 Juni 2013
Dalam
suatu kesempatan seminar pernah saya sampaikan bahwa hidup kita itu tidak lepas
dari skenario Allah Swt. Artinya
apa-apa yang terjadi di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari kontrol Allah
Swt. Lantas apakah ujian hidup kita itu dalam kendali dan masih terkontrol oleh
Allah Swt? Jawabnya tentu dan pasti. Kita berbuat terus dalam kebaikan dan kesabaran dan
selanjutnya menunggu kapan roda itu merubah posisi di atas.
Suatu
ketika ada seorang yang curhat. Anggaplah nama dia itu Mr Fulan. Mr fulan
dengan keadaan galau dan kalut tersirat di raut wajahnya. Namun demikian masih terpancar
cahaya harapan besar dari kelihatan rasa kesabaran dan optimisme di waktu akan datang.
Waktu itu kan ada masanya. Dan waktupun berubah setiap harinya. Mulailah dia
bercerita tentang keadaan hidupnya yang mendapat ujian sulit. Segudang masalah
ujian hidupnya yang diceritakan. Dari masalah hutang piutang, usaha yang belum
kunjung membaik, dan lain sebagainya.
Disaat
itulah, saya mencoba untuk berdiskusi. Selain memberi solusi juga memberi
inspirasi bagi kita dan yang lainnya. Dengan memberi umpan balik pertanyaan dan
mencari akar serabut masalah;
1.
Kreativitas dan
mencari penyebab, bukan solusi. Kalau
rumah kita sedang bocor akibat hujan deras, apakah kita sibuk mencari ember
sebanyak-banyaknya atau langsung mencari mana titik bocor dan harus bagaimana.
Sering terjadi pada diri kita, ketika menghadapi masalah mesti tiba-tiba
langsung mencari solusi bukan penyebab. Ketika mencari penyebab secara tidak
langsung ketemu dengan solusi. Sesungguhnya kita semua sebagai hamba adalah
sama. Namun mengapa Allah mengizinkan kita tertimpa musibah atau ujian? “Sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepada kamu sekalian dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Al Baqoroh:155
2.
Masuk ke zona mulia
dan bersyukur bahwa
orang yang sedang diuji adalah mulia dan disayang Allah. Jika mampu memenuhi
syarat: ikhlas, tabah, sabar dan ridho atas semua ketentuan Allah. Tidaklah
orang yang diuji itu kecuali akan dihapus dosa-dosanya, dinaikan derajat dan
mendapat keberkahan (kemudahan). “Apakah
manusia itu mengira mereka dibiarkan saja mengatakan: ‘kami telah beriman’. Sedang
mereka belum diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang sebelum
mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang benar dan
orang-orang yang berdusta” al Ankabut:2-3
3.
Yakinilah bahwa
ujian itu tidak akan melampoi batas kemampuan manusia. Artinya manusia yakin dan pasti
bisa menyelesaikan masalahnya. Yang tidak bisa menyelesaikan masalah adalah
mereka yang putus asa, malas tidak optimal dalam tindakan. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar
kemampuannya. Al baqoroh:284.
4.
Allah sengaja
mentraining kita
untuk belajar sabar, tabah, ikhlas dan menjadikan kita sebagai hamba yang
didampingi. “Sesungguhnya Allah bersama
dengan orang-orang yang sabar. At Taubah:40
5.
Melakukan review
dan muhasabah. Tidaklah
ujian itu kita jadikan sebagai teguran, bukan sekedar ujian. Kalau ujian seakan
kita tidak pernah berbuat salah dan hanya mau naik tingkat saja. Jika ujian
dianggap sebagai teguran berarti dalam hidup kita ada yang salah, makanya
ditegur. Lantas kita perbaiki yang salah dan kita optimasikan tindakan yang
benar.
6.
Masuk zona
husnudzon kepada Allah secara totalitas dhohir dan bathin. “ana
inda dzonni abdibii” alhadits Qudsi. Aku
tergantung dari prasangka hambaku. Ini sesungguhnya peluang besar untuk kita
sukses ke depannya. Karena Allah berjanji tergantung optimasi prasangka kita
sendiri.
7.
Yakini pasti ada
kemudahan, ada kemudahan pasca ujian. (surah
al Nasr). Apapun alasannya, asalkan yakin, bahwa setelah kesulitan itu pasti datang kemudahan. Ini menunjukan bahwa nilai tambah (value added) untuk cerita dan
kepiawaian kita dalam menyikapi dan keluar dari zona masalah. Sehingga bisa
menginspirasi orang lain.
Sahabat,
hidup adalah sebuah perjuangan dan pengorbanan. Maka tidaklah orang itu
sesungguhnya hidup jika tidak mendapatkan ujian dan teguran. Karena manusia itu
tempatnya salah dan dosa. Namun jika kita mampu mengendalikan diri secara
hebat, maka kita bisa memiliki derajat melebihi malaikat. Karena kehebatan
mengendalikan hawa nafsu dan mampu sabar.
Nabi
Saw pernah mengatakan setelah perang badar yang hebat ini, ternyata ada perang
yang lebih dahsyat yaitu perang melawan hawa nafsu kita sendiri. Ternyata
tidaklah mungkin juga masalah itu tiba-tiba muncul ke permukaan hidup kita,
kecuali atas perbuatan-perbuatan hawa nafsu kita yang melampui batas.
Semoga
bisa memberi pencerahan dan motivasi.
Salam
Sukses Berkah Berlimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar