Rabu, 26 Juni 2013

Bila Beras Gak Jadi Nasi.


Bila Beras Gak Jadi Nasi.                                                
By Muhammad Misdi Elyumna
Rabu, 25  Juni 2013

Ada pepatah Jawa …bila nasi sudah menjadi bubur…. Kalau sudah komit ya jangan komat kamit. Kira-kira begitu makna tersiratnya. Jebur aja langsung jangan tanggung-tangung. Kalau tanggung2 ya hasilnya tanggung juga.Mentah.! Namun bagaimana bila terjadi beneran, seorang ibu rumah tangga ketika ingin mempersiapkan sarapan pagi, ternyata beras yang dimasak tiba-tiba saja nggak mateng. Masih mentah. Nglethis…gitu kata orang jawa.

Ada kisah beneran yang menceritakan tentang masalah nasi. Suatu ketika ada ibu rumah tangga yang sedang menunaikan tugas paginya. Cuci baju, cuci piring, siap memasak nasi untuk sarapan bersama. Anehnya, ketika sudah  siap-siap mau sarapan pagi, ternyata nasi itu gak matang. Matang separoh. Masih nglethis.. Dicoba untuk dimasak lagi dengan ditambah air. Sayang kalau arus dibuang. Setelah ditunggu cukup lama, ternyata tetap saja gak bisa jadi nasi yang matang secara sempurna. Terpaksa harus dibuang.mudah-mudahan ada yang binatang yang makan.

Diawal paginya, memang sudah terjadi percekcokan keluarga. Malam hari sudah kesal. Ternyata berlanjut hingga pagi hari, katanya. Dimulai rasa marah, ngomel, menggerutu, dongkol, jengkel, entah masalahnya yang tidak diketahui. Sampailah pada ketika saat mencuci beraspun dalam keadaan dongkol, marah, dan menggerutu. Dan ketika meletakkan beras pada rice cooker-pun tanpa membaca bismillah. Namun justru semakin dongkol dan ngomel-ngomel. Ternyata disitulah letak permasalahan yang mengantarkan kejadian nasi gak matang. Masak nasi diomelin dengan kata yang jahat dan hati yang jengkel. Ternyata berdampak luar biasa pada nasi tersebut. Subhanallah..

Sahabat, ucapan kita adalah doa kita. Apapun alasannya dan apapun bentuknya. Sadar atau lalai maka semua dimulai dari prasangka hati dan disampaikan dalam ucapan. Ucapan itulah karakter yang membentuk diri kita. Prasangka baik itu berpahala. Tapi ternyata kita lebih memilih berprasangka buruk. Maka buruklah jadinya.

Denny Wijaya, seorang Motivator dan Practitioner NLP pernah melakukan uji coba. Pada waktu itu diseminarkan sebagai bagian dalam materi tentang kekuatan kata dan doa. Dia mengambil tiga bungkus nasi matang. Dibungkus dalam plastik. Sebelum diikat, bungkus plastik yang pertama diucapkan …aku mencintai kamu.Lantas dibungkus dalam plastik dan disimpan dalam seminggu. Bungkusan nasi kedua, diucapkan …aku benci kamu.Lantas diikat dan disimpan. Bungkusan yang ketiga tanpa diucapkan sepatah katapun. Alias dibiarin saja. Langsung dibungkus. Selesai.

Ketika sudah seminggu, ternyata bungkusan plastik nasi pertama kering biasa dan baik. Bungkusan kedua justru busuk tapi tidak berjamur. Kesan yang timbul adalah bahwa walaupun kita dicaci maki, dikritik oleh banyak orang, ternyata justru membuat kita bisa bangkit dan termotivasi untuk berubah. Sehingga tidak semestinya kritikan itu menhancurkan. Namun justru membuat bangkit dan berubah. Bungkusan yang terakhir kelihatan busuk, berjamur, dan bau. Ternyata dalam hidup ini lebih sengsara dan menderita bila kita tidak pernah dipedulikan oleh orang lain. Tidak ditegur, tidak disapa dan tidak dihiraukan. Barangkali lebih menyakitkan dari pada kritikan dan cacian. Inilah faktanya.

Sahabat, hikmah yang dapat kita ambil adalah;
1.     Sudah jelas bahwa jengkel, emosi, marah, iri, dengki dan dongkol itu aura negative. Berpengaruh jahat pada yang bersangkutan dan orang lain lawan bicara. Sudah karakter yang tidak produktif, tapi justru masih saja disimpan didalam hati. Masih sayang tidak mau dilepas dalam diri.   
2.     Kata dan ucapan adalah do’a. Apapun yang keluar dari lisan kita, itu pasti memberi makna. Karena per-kata adalah sebuah rangkain kalimat. Sehingga menimbulkan makna. Tidak perlu berdiam diri. Namun jaga kata dan do’a. Jadi belajarlah berucap dan berkata yang santun, bermaknadanmemotivasi. Bersyukur bila kita mampu memberi kata dan do’a yang inspiratif.
3.     Jadilah insan 5B: insan yang selalu Berubah, Berbuat, Berbenah, Berkarya dan Bermanfaat.  Agar kita selalu menjadi bagian yang bermanfaat, maka menciptakan keberkahan dan keberlimpahan. Tidak perlu menunggu ajakan orang lain. 5B adalah salah satu langkah jitu. Nah, action kitalah yang membuat hebat 5B itu.

Kita tidak perlu menjadi HEBAT untuk bisa memulai sesuatu. Tapi kita harus MEMULAI sesuatu untuk menjadi HEBAT. Mulailah dengan melakukan apa saja yang BAIK, PERLU, lalu yang BISA, dan tanpa disadari kita sedang melakukan hal yang LUAR BIASA.

Salam Sukses Berkah Berlimpah.
Tunggu kami di kota Anda,
dalam Seminar Rahasia SUKSES BERKAH BERLIMPAH.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar