Puncak Ujian Hidup
(1)
Hidup
ini tidak lepas dari bunga – bunga kehidupan. Bunga kehidupan juga itu tergantung
bagaimana keadaan bunga tersebut. Sudah layukah, atau bunga yang masih segar
nan menawan? Yang menawan kalau kita punya
bunga (baca: untung) bagi hasil bisnis. hehe..
Hidup itu indah. Seindah bagaimana mindset kita menyikapi ujian kehidupan
ini. Jika orang tidak punya ujian hidup, tentu tidak akan mendapatkan pahit manisnya
sebuah kehidupan. Bila hidup kita manis terus, kemungkinan besar kita akan terbuai
oleh kelalaian diri. Terlena dan bias jadi terpuruk. Namun sebaliknya, bila hidup
kita pahit terus, berkemungkinan besar hidup kita masuk pada zona masalah. Dari
cara dan jalan yang salah kemudian muncullah masalah. Zona masalah tidak dapat terhindarkan.
Pahit dan getir itulah rasanya.
Ada
lagi yang lain. Hidupnya bebas sekehendaknya.Tidak pernah peduli dengan keadaan
yang ada. Tugas dan kewajiban kepada Tuhannya tidak pernah ditunaikan. Namun hasil
hidupnya dirasakan manis terus. Semua berjalan sesuai dengan keinginannya. Berkecukupan
dan luarbiasa.
Lantas, bagaimana menyikapinya, jika kita melihat orang lain
seperti itu? Jangan-jangan Allah tidak menghendaki
kebaikan di akherat untuk kita. Alias Allah tidak menghendaki surga untuk kita.
Karena semua sudah dibalas di dunia dan Allah tidak punya hutang lagi di
akherat. Sama halnya dengan orang kafir. Dunia adalah surganya, dan akherat adalah
neraka balasannya. Artinya bahwa semua di dunia memang miliknya. Dan di akherat
tinggallah Allah akan membalas dengan apa yang telah mereka kufurkan. Selesai sudah.
Bukankah kita tidak sama dengan mereka? Orang beriman tentu tidak sama dengan
orang kafir.
Sahabat
yang mulia. Bagaimana Allah menyindir dan menegaskan kepada kita di dalamal Qur’an.“…Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang
kafir (At Taubah:40).
Keadaan
apapun diri kita, terus optimis dan fokus. Allah juga meminta kepada kita bahwa
segala sesuatunya, jika dalam hidup ini terjadi ujian atau musibah, jadikan sholat
dan sabar sebagai jalan menuju dan mempercepat datangnya pertolongan Allah. Wasta’inu bissobri wassholaah.
Apalagi
Allah telah menegaskan juga bahwa sesungguhnya Allah itu bersama dengan
orang-orang yang sabar. Subhanalloh... Hubungan yang sangat indah dan diharapkan
oleh setiap hamba bias dekat dengan tuhannya. Sabar tidak semudah yang kita ucapkan
dan kita tulis. Namun perlu dan harus mampu mengendalikan perasaan dan emosi jiwa.
Cara yang termudah adalah melihat kebawah. Bersyukur. Masih banyak orang-orang yang lebih berat dan parah
ujian dan keadaannya dari kita. Jika demikian yang kita lakukan, insya Allah
hati kita akan tenang dan lega. Saatnya bersyukur. Alhamdulillah……
Selain
demikian, yang paling utama adalah mereview ulang segala bentuk tindakan dan pemikiran
kita yang mungkin salah dan tidak lurus dalam hidup ini. Yang baik saja masih mungkin
terjadi kesalahan. Apalagi yang sudah jelas2 salah. Maka dengan berprasangka baik
kepada Allah, maka yakin Allah akan mempercepat perubahan keadaan akan lebih membaik
dan mulia di sisiNya.
Bersyukur,
mereview semua tindakand an focus padat ujuan utama.
Saatnya kemudahan itu pasti datang. Karena
tidaklah kemudahan itu dating kecuali didahului oleh kesulitan. Dan yakinilah bahwa
di dunia ini tidak ada yang abadi. Termasuk kesulitan dan ujian hidup.
Salam
SuksesBerkahBerlimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar