Kamis, 20 Juni 2013

Puncak Ujian Hidup (1)


Puncak Ujian Hidup (1)
By Muhammad MisdiElyumna

Hidup ini tidak lepas dari bunga – bunga kehidupan. Bunga kehidupan juga itu tergantung bagaimana keadaan bunga tersebut. Sudah layukah, atau bunga yang masih segar nan menawan?  Yang menawan kalau kita punya bunga (baca: untung) bagi hasil bisnis. hehe..  Hidup itu indah. Seindah bagaimana mindset kita menyikapi ujian kehidupan ini. Jika orang tidak punya ujian hidup, tentu tidak akan mendapatkan pahit manisnya sebuah kehidupan. Bila hidup kita manis terus, kemungkinan besar kita akan terbuai oleh kelalaian diri. Terlena dan bias jadi terpuruk. Namun sebaliknya, bila hidup kita pahit terus, berkemungkinan besar hidup kita masuk pada zona masalah. Dari cara dan jalan yang salah kemudian muncullah masalah. Zona masalah tidak dapat terhindarkan. Pahit dan getir itulah rasanya.
Ada lagi yang lain. Hidupnya bebas sekehendaknya.Tidak pernah peduli dengan keadaan yang ada. Tugas dan kewajiban kepada Tuhannya tidak pernah ditunaikan. Namun hasil hidupnya dirasakan manis terus. Semua berjalan sesuai dengan keinginannya. Berkecukupan dan luarbiasa. 

Lantas, bagaimana menyikapinya, jika kita melihat orang lain seperti itu?  Jangan-jangan Allah tidak menghendaki kebaikan di akherat untuk kita. Alias Allah tidak menghendaki surga untuk kita. Karena semua sudah dibalas di dunia dan Allah tidak punya hutang lagi di akherat. Sama halnya dengan orang kafir. Dunia adalah surganya, dan akherat adalah neraka balasannya. Artinya bahwa semua di dunia memang miliknya. Dan di akherat tinggallah Allah akan membalas dengan apa yang telah mereka kufurkan. Selesai sudah. Bukankah kita tidak sama dengan mereka? Orang beriman tentu tidak sama dengan orang kafir. 

Sahabat yang mulia. Bagaimana Allah menyindir dan menegaskan kepada kita di dalamal Qur’an.“…Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir (At Taubah:40).
Keadaan apapun diri kita, terus optimis dan fokus. Allah juga meminta kepada kita bahwa segala sesuatunya, jika dalam hidup ini terjadi ujian atau musibah, jadikan sholat dan sabar sebagai jalan menuju dan mempercepat datangnya pertolongan Allah. Wasta’inu bissobri wassholaah.
Apalagi Allah telah menegaskan juga bahwa sesungguhnya Allah itu bersama dengan orang-orang yang sabar. Subhanalloh... Hubungan yang sangat indah dan diharapkan oleh setiap hamba bias dekat dengan tuhannya. Sabar tidak semudah yang kita ucapkan dan kita tulis. Namun perlu dan harus mampu mengendalikan perasaan dan emosi jiwa. Cara yang termudah adalah melihat kebawah. Bersyukur.  Masih banyak orang-orang yang lebih berat dan parah ujian dan keadaannya dari kita. Jika demikian yang kita lakukan, insya Allah hati kita akan tenang dan lega. Saatnya bersyukur. Alhamdulillah……

Selain demikian, yang paling utama adalah mereview ulang segala bentuk tindakan dan pemikiran kita yang mungkin salah dan tidak lurus dalam hidup ini. Yang baik saja masih mungkin terjadi kesalahan. Apalagi yang sudah jelas2 salah. Maka dengan berprasangka baik kepada Allah, maka yakin Allah akan mempercepat perubahan keadaan akan lebih membaik dan mulia di sisiNya. 

Bersyukur, mereview semua tindakand an focus padat ujuan utama.

Saatnya kemudahan itu pasti datang. Karena tidaklah kemudahan itu dating kecuali didahului oleh kesulitan. Dan yakinilah bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Termasuk kesulitan dan ujian hidup.

Salam SuksesBerkahBerlimpah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar