Sabtu, 11 Mei 2013

MUNGKINKAH HATI BISA BEKERJA?

MUNGKINKAH HATI BISA BEKERJA? 
by Muhammad Misdi Elyumna

Si Jaka Sembung, sedang dapat order kerjaan design interior dari perusahaan ternama di dunia. Si Jabung, panggilan akrab si Jaka Sembung, kalau ngomong suka gak nyambung, langsung tancap gas. Dia dan bersama tim mulai mempersiapkan peralatan dan bahan untuk mulai action. Merancang dan menghitung segala keperluan untuk operasional dan termasuk memperkirakan keuntungan yang akan didapat.  

Mereka mulai bekerja dengan mengandalkan pengalaman, kemampuan otak, networking, pengetahuan dan keterampilan serta keahlian yang hebat itu untuk menangani pekerjaan tersebut. Proses kerja yang cepat, teknik yang akurat, karena mengejar target dan harapan keuntungan yang besar jika terjadi percepatan sebelum batas waktunya. Semangat. 

Ditengah perjalanan, mulailah menemukan problem-problem di material, gangguan di teknik kerja, design di atas kertas yang memukau ternyata hasilnya tidak sesuai dengan di lapangan. Faktor penyebabnya adalah lebih mengedepankan emosi, percepatan dan keuntungan besar, keterampilan dan keahlian, pengalaman dan design, networking, dan hubungan emosional. Mereka melupakan bekerja dengan hati, yaitu lalai mendesign dengan tinta ikhlas, merancang anggaran dengan nafsu keuntungan besar tanpa cahaya anak yatim dan dhuafa, lebih mengedepankan kekuatan hubungan manusia dari pada hubungan dengan Sang Pencipta, dan emosi kesombongan yang meluap-luap saat merancang teknik kerja tanpa sandaran dan kesadaran atas tetesan akan Maha Karya Ciptaan Allah.

Sahabat, Bekerja dengan tinta ikhlas akan sampai ke pada ruh si pembaca. Berceramah dan presentasi dengan baju kebesaran rendah hati dan ketawadhuan akan meluluhkan kecongkakan telinga-telinga tuli dan hati yang membatu. Mengkonsep dengan tangan-tangan dzikir dan tasbih akan membuat pandangan mata kosong menjadi berubah dan berbenah. 

Tidak akan ada kebermaknaan dalam hidup ini jika semua karya tanpa didasarkan pada upaya perubahan ketaatan kepada Allah. 

Bahkan seminar dan training sekalipun, jika hanya gagah-gagahan dengan ilmu dan konsep, kedahsyatan cara dan metode penyampaian, ketampanan sang Motivator dan Inspiratornya tanpa ada ruh niatan untuk memberi kebaikan dan perubahan orang lain agar taat kepada-Nya, maka akan menjadi tong kosong, seperti paralon  masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

Ternyata hati bisa bekerja, berbicara, melihat, dan mendengar. Maka mulailah sebelum bekerja dengan fisik, lakukan dulu bekerja dengan hati. Berbicaralah dengan hati. Mendengarlah dengan hati. Dan mintalah kepada Dzat Pemilik Hati dengan hati nurani. Insya Allah hasilnya akan membuahkan hati dan membanggakan jiwa setiap insani. Insya Allah. 

Selamat bekerja dengan hati. Mau? Silahkan mencoba.! 

Salam SUKSES BERKAH BERLIMPAH. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar